Puji Syukur, Jurnal Pembelajaran Sastra Edisi 7 Nomor 1 tersaji ke hadapan para pembaca yang budiman. Dalam edisi ini kami menampilkan lima artikel dari tiga perguruan tinggi yang berbeda: Universitas Negeri Malang, Universitas Ma Chung, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Edisi ini mengangkat tema besar “Sastra, Budaya, dan Kemanusiaan dalam Perspektif Kontemporer”, dengan kontribusi artikel yang menyoroti perjumpaan antara karya sastra dan kehidupan sosial melalui beragam pendekatan teoretis dan metodologis. Artikel pertama, berjudul “Ekokritisisme Lawrence Buell: Representasi Alam dalam Novel Laskar Pelangi”, menguraikan bagaimana alam diperlakukan bukan semata sebagai latar cerita, tetapi sebagai elemen yang membentuk identitas dan nilai karakter dalam karya Andrea Hirata. Melalui pendekatan ekologi sastra, penulis menegaskan pentingnya kesadaran ekologis dalam wacana sastra Indonesia modern.
Artikel kedua, “Fungsi Folklor Legenda Sumber Tertua ‘Sumur Gedeh’ Desa Petung, Gresik”, mengkaji folklor sebagai sistem nilai sosial yang hidup di tengah masyarakat. Penelitian ini menampilkan peran legenda sebagai alat pendidikan moral, pengukuhan norma sosial, dan mekanisme kontrol budaya, sekaligus menegaskan fungsi warisan lisan dalam memperkuat identitas komunitas lokal. Artikel ketiga, “Eksplorasi Traumatis dan Rekonsiliasi Trauma dalam Buku Kumpulan Cerpen B Karya Sasti Gotama”, membawa pembaca pada ruang batin manusia yang penuh luka dan upaya penyembuhan. Dengan menggunakan teori trauma Cathy Caruth dan konsep rekonsiliasi Dominick LaCapra, penulis memetakan bagaimana karakter-karakter dalam kumpulan cerpen tersebut menegosiasikan ingatan dan penderitaan menuju proses pemulihan diri.
Artikel keempat, “Unveiling Moral Growth in Children: An Analysis of Enid Blyton’s Five on a Hike Together”, membahas perkembangan moral anak dalam konteks sastra anak klasik melalui teori Piaget dan Kohlberg. Hasil kajian menunjukkan bahwa petualangan, kerja sama, dan persahabatan menjadi sarana pembelajaran moral yang efektif, menegaskan nilai sastra anak sebagai media pendidikan karakter yang mendalam dan menyenangkan. Artikel terakhir, “Pembelajaran Respons Pembaca Hujan di Bulan Juni: Emosi, Budaya, Refleksi” menyoroti penerapan pendekatan respons pembaca dalam pembelajaran sastra di sekolah menengah. Dengan menekankan peran pengalaman pribadi dan konteks budaya pembaca, penelitian ini menawarkan model pedagogi sastra yang lebih humanistik, inklusif, dan kreatif, yang menumbuhkan empati sekaligus meningkatkan literasi estetis siswa.
Secara keseluruhan, kelima artikel dalam edisi ini menegaskan peran sastra dan budaya sebagai wahana refleksi dan transformasi nilai-nilai kemanusiaan. Setiap tulisan menghadirkan upaya akademik untuk menjembatani teori dan praktik, teks dan konteks, serta pengetahuan dan pengalaman. Melalui pendekatan yang beragam—dari ekokritisisme hingga teori trauma, dari folklor hingga pedagogi sastra, edisi ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pembaca tentang bagaimana karya sastra berkontribusi pada pembentukan kesadaran sosial, ekologis, dan moral di tengah perubahan zaman.
Redaksi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para penulis, mitra bestari, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam penerbitan edisi ini. Semoga tulisan-tulisan yang tersaji tidak hanya memperkaya khazanah akademik, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk terus mengembangkan penelitian interdisipliner yang berakar pada kemanusiaan, kebudayaan, dan keindahan sastra.
Tabik.
DOI: https://doi.org/10.51543/hiskimalang.v7i1
Published: 2025-10-13